RSS Feed
Oke. Entri blog kedua. Gue blank—WB—Writer's Block.

Mulai dari hal yang kecil, begitu leluhur biasanya berkata. Tapi terlalu banyak hal yang berkelumit di otak, bercabang sampe kayaknya membentuk mind mapping dari frame demi frame scene dramatis hari ini. Dramatis? Ha, Kapan hidup gue pernah normal kalo udah menyangkut NW? *giggles* Aslinya, gue simpel. Cuek. Moody. Dan—bebal. Hari ini: sneakers + sweater. Besok: Flip-flops + shirts, jeans. See? Don't have to be an it girl to keep fundness in mind.

****************

Hari ini cerah.
Langit cemerlang dengan selapis altokumulus menaungi bumi, tempat saya berpijak.

Bulan ini masih Juni, of course. Udah lewat tepat 10 hari sejak gue mendapatkan kartu identitas penduduk asli Indonesia, udah lewat tepat 375 hari sejak gue merayakan sweet sixteen bersama film blade di bioskop trans tv, dan udah lewat 17 tahun 10 hari sejak gue menjejak bumi untuk pertama kalinya—takdir. Maunya ngomongin cuaca hari ini. Tapi man, haha, bahkan para manusia albino di seberang benua sana menganggap perbincangan ini crap—sampah yang kalo gue bilang 'yaudah sih'. Semula berawal dari sms berantai jarkom yang melegenda sejak agenda PASIR (don't ask, i'm too friggin' bout it lols) mengabarkan bahwa ada agenda kelas nonton bareng Transformers 2. Mulanya gue enggak tau itu gratisan, karena ternyata kas PASIR masih bersisa banyak. Yah, nominalnya tidak usah disebutlah. Pokoknya bikin puas buat yang niat ngorup.

Jam 7 pagi. Maxxie, pet virtual gue dalam aplikasi pet society facebook yang namanya terinspirasi dari salah seorang tokoh Skins (Maxxie Oliver) terdengar merengek-rengek untuk dimainkan. Jelas ga tega dong, haha. Dalem hati: GIMANA KALO PET GUE MATI?! Heck. Terima kasih yang sudah mengenalkan gue pada facebook beserta aplikasi-aplikasinya yang mulia. Menyita waktu namun candu.

Pet gituan mana bisa mati?

Andai gue menyadari hal ini jauh sebelum game syekhtan (credit to A.Y.P) ini menjerumuskan pemainnya lebih dalam. Ya, enak. Meskipun ngeluarin biaya buat bayar internet ketimbang buka lembaran buku pelajaran yang ga ngeluarin biaya, meskipun bikin mines mata nambah, meskipun dihujani racauan nyokap yang protes biaya listrik tambah mahal. Enak. Enak men. Sampe gue lupa waktu. Harusnya jam segitu udah siap-siap nyetrika seragam yang abis, nyiapin raport blablabla. Tapi si Maxxie ini. Argh—membunuhku. Hahahahaha. Sarap gue, emang. Well, singkat kata, gue meraih buku raport yang akan hanya menginap dua malam di kantor guru, atau entah rumah Bapak Heri Reksa (FYI, ini wali kelas tercadas sepanjang masa. What kinda teacher who would let his student bully him?) karena lusa merupakan hari pembagian raport—last day. Final day of one-year-becoming-sophomore. Rumah udah kosong, cuma nyanyian 'Here We Go Again' nya Demi Lovato dari pita suara gue yang menjadi simfoni pembuka gerbang hari ini.

Kamis, suatu tanggal di bulan Juni. Cerah. Ya, memang seharusnya begini kan? Bulan Juni itu summer. Musim panas. Langit memang sepantasnya biru dan matahari mempertunjukkan keangkuhannya di musim ini. I Love It. Namun anomali beberapa waktu ke belakang membuat gue terheran-heran. Hujan. Petir. Badai, meski semuanya terjadi di malam hari. Global warming? Oke guys, isu itu basi dan ngebosenin kalo dibicarain berulang-ulang. But at least you give a damn about it, will you?

Di sekolah.
Lagi-lagi gue bagaikan anak SMA lain yang mau pindahan ke SMAN 1 Bogor. Ada apa dengan batik? Batik gue kedodoran oy, bukan batik ngetat yang kalian kecilin sendiri. That's why I don't really like it. Siapa? Dua-duanya. Batik kedodoran maupun yang sok-sok an ngecilin baju demi memperlihatkan lekuk badan mereka. Jadi Bagaimana? Jangan over. Hahahaha. Entah, jangan tanya arti harfiah 'over' ke gue, karena itu relatif. Kerumunan XI IPA 7 di depan kelas mereka, yang baru saja mendapatkan award kelas terkompak dalam anugerah penghargaan PASIR 2009 tumpah ruah di koridor yang bagaikan jembatan sirotol mustakim. Sempit, teramat. Gue bahkan nggak tega liat korban yang ingin berlalu lalang namun terjerat kaki-kaki yang selonjoran di koridor. Maaf, kami memang brutal.

>>continued on part 2
(bilang aja pegel nulisnya *shot*)

0 comments:

Post a Comment